Tag Archives: Bola
Kekalahan Kedua Terbesar Jurgen Klopp dan The Reds

Kekalahan Kedua Terbesar Jurgen Klopp dan The Reds – Pertandingan antara dua tim terbaik di Inggris saat ini, Manchester City melawan Liverpool, berakhir dengan skor yang cukup mengejutkan. The Reds yang merupakan juara Premier League musim ini tumbang dengan skor telak 0-4.
Secara statistik, permainan yang berlangsung hari Jumat (3/7/2020) tersebut berlangsung cukup berimbang. Namun Manchester City lebih efektif dalam memanfaatkan setiap tembakan tepat sasaran yang mereka buat.
Skuat asuhan Josep Guardiola itu mencetak tiga gol dari lima tembakan tepat sasaran. Masing-masing dari Kevin De Bruyne, Raheem Sterling dan Phil Foden. Sementara satu lagi lahir dari gol bunuh diri Alex Oxlade-Chamberlain.
Pertandingan kali ini juga menghasilkan sejumlah catatan penting yang patut diketahui Bolaneters. Informasi lengkap dari BBC Sport bisa disimak dengan melakukan scroll ke bawah jangan lewatkan nonton bola bersama.
1. Dua kekalahan terbesar the Reds dalam ajang Premier League selama diasuh oleh Jurgen Klopp terjadi di Etihad Stadium kala melawan Manchester City (0-4 baru-baru ini, 0-5 pada September 2017).
2. Manchester City memenangkan empat laga kandang Premier League terakhirnya dengan agregat skor 14-0.
3. Liverpool gagal mencetak gol dalam lima laga tandang secara beruntun di semua kompetisi untuk pertama kalinya sejak April 1992, saat mereka melewati delapan partai tandang tanpa gol.
4. Ini menyamai rekor kekalahan yang pernah diraih juara Premier League dalam satu musim, di mana Arsenal pernah kalah 0-4 pada musim 1997/98 atas Liverpool kala mereka sudah mengunci gelar juara.
5. Raheem Sterling mencetak gol pertamanya di Premier League saat melawan mantan timnya, Liverpool, setelah melakoni sembilan penampilan kontra the Reds di kompetisi tersebut
6. Kevin De Bruyne telah terlibat dalam gol lebih banyak dari pemain lainnya di Premier League musim ini (28), di mana sang gelandang mencetak 11 gol dan membuat 17 assist dari 30 penampilan.
7. Sejak awal musim 2015/16, hanya Wilfried Zaha (15) yang memenangkan penalti lebih banyak dari Raheem Sterling (14) di pentas Premier League.
8. Hanya Manchester United (11) yang mendaatkan penalti lebih banyak dari Manchester City di Premier League musim ini, dan hanya United yang mencetak gol lebih banyak (tujuh) dari City (enam).
9. Phil Foden telah terlibat langsung dalam 14 gol dari 17 penampilan terakhirnya di semua kompetisi (enam gol, enam assist), terlepas dari dirinya hanya 10 kali tampil sebagai starter dari 17 pertandingan tersebut.
Klopp Ogah Dibandingkan dengan Pelatih Legendaries Liverpool

Klopp Ogah Dibandingkan dengan Pelatih Legendaries Liverpool -Juergen Klopp menjadi buah bibir setelah membantu Liverpool menjuarai Liga Champions dan Liga Primer untuk pertama kalinya dalam 30 tahun. Tapi, dia menolak dibandingkan dengan pelatih legendaries The Reds.
Klopp menegaskan tidak akan pernah membandingkan dirinya dengan Kenny Dalglish maupun Bill Shankly. Padahal, mantan pelatih Borussia Dortmud asal Jerman itu sejatinya telah masuk buku sejarah. Dengan merebut gelar Liga Champions dan Liga Primer, Klopp menjadi pelatih ketiga dalam sejarah Liverpool yang mampu menjuarai dua kompetisi itu, menyamai Bob Paisley dan Joe Fagan. Dia meraih apa yang Dalglish dan Shankly tidak bisa lakukan kunjungi Agen Judi Bola Online Terpercaya.
Meski demikian, Klopp yang juga sukses merajai Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub, menegaskan tidak tertarik dibandingkan dengan Dalglish dan Shankly yang sudah dianggap sebagai pelatih hebat di Liverpool.
“Jujur saja, saya cukup terkejut. Alasan mengapa Kenny Dalglish (tidak bisa memenangi Liga Champions), saya tahu. Tapi, terkait Bill Shankly, saya tidak tahu pasti kenapa dia tidak bisa memenanginya,” ucap Klopp.
“Tapi itu tidak penting. Saya tidak akan pernah membandingkan diri saya dengan mereka. Bahkan, seharusnya tidak ada seorang pun yang boleh melakukannya. Sebab, itu era yang berbeda. Ini seperti membangun klub dan mewarisinya,” lanjutnya, dilansir skysport.
Klopp menyadari apa yang diraihnya merupakan pencapaian besar. Tapi, itu tidak didapatnya sendiri. Itu karena bantuan semua orang yang terlibat dengan Liverpool, serta berkat jasa pelatih-pelatih terdahulu.
“Itu pencapaian besar, saya tahu. Tapi, saya tahu bagaimana kami mendapatkannya. Itu semua berkat kerja keras semua orang yang ada di Melwood dan hasrat yang orang tunjukan kepada klub ini,” tandasnya.
Liga Premier kembali setelah absen 100 hari saat Aston Villa dan Sheffield United

Liga Premier kembali setelah absen 100 hari saat Aston Villa dan Sheffield United – Sheffield United bermain imbang tanpa gol dalam pertandingan yang mengesankan untuk pernyataan yang kuat sebelum pertandingan dimulai – dan kontroversi teknologi utama.
Ketika aksi dilanjutkan di balik pintu tertutup di Villa Park daftar beringinbola yang sebagian besar sepi, para pemain dari kedua belah pihak dan ofisial mengambil lutut selama 10 detik segera sebelum kick-off untuk mendukung gerakan Black Lives Matter.
Ini didahului oleh keheningan satu menit dalam memori mereka yang telah meninggal akibat pandemi coronavirus.
Ketika pertandingan berlangsung di lingkungan baru ini, Sheffield United menjadi korban dari ketidakadilan babak pertama yang serius ketika penjaga Villa Orjan Nyland jatuh di belakang golnya yang menahan tendangan bebas Oliver Norwood pada menit ke-41, hanya untuk arahan wasit Michael Oliver untuk menonton. gagal memberi sinyal pada gol.
Itu adalah momen penting dari perselingkuhan yang tinggi pada usaha tetapi rendah pada kualitas yang setidaknya mewakili keberhasilan ‘Project Restart’ setelah musim dihentikan karena krisis virus global, membawa hasil yang bisa dibilang lebih memuaskan bagi para pengunjung.
Villa – yang digagalkan oleh penyelamatan bagus dari kiper United Dean Henderson – akan merasa ada peluang yang terlewatkan, sementara satu poin untuk Blades membuat mereka empat poin dari Chelsea di tempat keempat.
Setidaknya, ada perasaan lega bahwa sepakbola domestik akhirnya bangkit dan berjalan sekali lagi.
Juventus Kalah di Final Coppa Italia, Maurizio Sarri Sindir Cristiano Ronaldo?

Juventus Kalah di Final Coppa Italia, Maurizio Sarri Sindir Cristiano Ronaldo? – Pelatih Juventus, Maurizio Sarri menyatakan bahwa klubnya tidak memiliki masalah taktis setelah kalah dalam Coppa Italia melawan Napoli di partai final.
Pertandingan ditutup dengan skor imbang 0-0 pada waktu normal, tapi Juventus jelas terlihat ceroboh dan tidak konsisten. Berlanjut pada babak penalti, dua penendang awal dari pihak Juventus tidak bisa mengeksekusi.
Alhasil Napoli menang dengan skor akhir 4-2 dan berhak mengangkat trofi Coppa Italia. Sebelumnya juga Juventus mengalami kekalahan yang sama di Piala Super Italia. Dengan hasil ini, kualitas Maurizio Sarri diragukan. Maurizio Sarri tidak bisa bersembunyi, dia mengakui kekalahan itu sangat mengecewakan baginya. Juventus gagal memenuhi harapan para penggemar yang sudah lama tidak bersorak untuk menonton pertandingan sepak bola. Info lengkap kunjungi judi bola
“Ini adalah kekecewaan bagi klub, para pemain, dan bagi penggemar. Namun, pada momen ini, kami memang tidak bisa berbuat lebih. Sebab, ketajaman kami masih lebih dari sempurna,” kata Sarri dilansir dari Football Italia.
Sarri juga menambahkan bahwa para pemainnya dalam kondisi seperti ini masih dalam situasi yang kurang bugar dan belum optimal. Banyak pemainnya yang lebih mengambil keputusan secara individu dalam pertandingan tersebut.
“Kami kehilangan beberapa pemain dan harus membuat beberapa pilihan yang tidak biasa, sebab level kebugaran kami tidak optimal. Kami bisa menguasai bola dengan baik, tapi kurang tajam untuk mengubahnya menjadi gol,” tambahnya.
Mantan pelatih Chelsea ini juga beberapa kali menyoroti permain yang ditampilkan oleh Christiano Ronaldo. Eks pemain Real Madrid ini menang bermain sangat mengecewakan. Ia adalah salah satu pemain yang diharapkan oleh Sarri agar bisa mencetak kemenangan bagi Juventus.
“Dia dalam kondisi yang sama dengan yang lainnya, seperti Paulo Dybala dan Douglas Costa, dia kurang memiliki ketajaman untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan,” katanya.
“Saya tidak banyak bicara kepada para pemain setelah pertandingan. Saya marah dan kecewa seperti yang lainnya. Jadi untuk saat ini yang terbaik adalah diam dan melanjutkan berbicara pada esok pagi,” tutupnya.
Dalam kompetisi Serie A Italia sendiri masih akan dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2020 dengan laga pembuka Torino vs Parma dan dilanjutkan dengan Verona melawan Cagliarii.
Sementara itu, Juventus sendiri akan berhadapan dengan Bologna pada Selasa (23/06/20) pukul 02.45 WIB. Tim asuhan Sarri ini sendiri masih berada di puncak klasemen sementara Serie A Italia dengan memperoleh 63 poin dalam 26 pertandingannya.